Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beberapa Opini Anda

MEMPERTAHANKAN DAN BANGGA DENGAN BUDAYA SENDIRI

A. Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu sistem atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau Negara tidak mungkin untuk mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Globalisasi merupakan tantangan bagi Negara berkembang , seperti Negara Indonesia karena dengan globalisasi maka unsur-unsur budaya luar mudah masuk ke Indonesia. Budaya luar tidak semuanya positif bagi perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.



Dalam garis besar, suatu Globalisasi merupakan proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh pluralitas budaya, maka globalisasi sebagai proses juga menggejala sebagai peristiwa yang melanda dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses saling mempengaruhi antar budaya. Pertemuan antar budaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya.

B. Permasalahan
Kebudayaan merupakan kerangka acuan perilaku bagi masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, kebijaksanaan, dll) yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat dilihat dari pilihan warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan. Untuk Kebudayaan, kalau kita bahas tak pernah habisnya. Pada negara kita sendiri di Indonesia, lebih dari beratus-ratus kebudayaan yang ada hingga saat ini. Awal penduduk Indonesia berasal dari emigrasi berbagai Bangsa-Bangsa di Belahan Dunia, yang mene mpati kepulauan Indonesia, antara lain; Ras Afrika (Negroid), Ras India (Wedoid), Melayu Tua, Melayu Muda, Indo Asia dan Indo Eropa. (Eddy Sadeli, 2005)
Pengaruh antara penduduk dan budayanya yang terglobalisasi di Indonesia, wajar saja. Karena sejak dulu Indonesia mempunyai penduduk yang datang dari luar dan menetap sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pada suatu daerah bahkan pemekaran daerah yang berkembang. Sampai sekarangpun belum ada pakar yang dapat membuktikan penduduk asli Indonesia sejak dulu? Hanya saja mengetahui perkembangan kebudayaan sejak seribu tahun yang lalu setelah menetapnya warga yang masuk di Indonesia dalam emigrasi.Turunnya budaya dalam seni tradisional tahap demi tahap mulai menghilang saat era globalisasi yang terus meningkat, itu membuktikan bahwa minimnya kepedulian masyarakat dalam menjunjung tinggi norma-norma kebudayaan atau kata lain penduduk Indonesia kebanyakan bermayoritas sebagai penduduk Non-Pribumi. Yang saat ini banyak sekali penduduk terpengaruh atas budaya luar yang terlupakan bahkan sengaja dilupakan.

C. Pembahasan
“Zamrud Khatulistiwa”, itulah julukan bagi negara tercinta kita Indonesia yang terus dikumandangkan demi mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia ini.
Pernahkah bangsa Indonesia berfikir betapa luasnya tanah air kita,betapa banyaknya kekayaan di Indonesia yang belum digali. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain dibelahan dunia sana,negara kita mempunyai kekayaan dari berbagai sektor apapun: industri, pertanian, pertambangan, kelautan, dan lain-lain. Namun apakah itu semua menjamin bangsa Indonesia memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap bangsa?
Pemuda-Pemuda tergabung dalam Jong Ambon, Jong Java, Jong Minahasa, Jong Sumatera, dan Pemuda-Pemuda dari daerah lain pada Hari Minggu membacakan suatu ikrar yang bersejarah yaitu “Sumpah Pemuda” yang berbunyi: -Kami, Putera dan Puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia.- Kami, Putera dan Puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia-Kami, Putera dan Puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Pengaruhnya globalisasi dalam kebudayaan berdampak besar terhadap hilangnya budaya Indonesia, dari segi positif masyarakat pada negara berkembang membutuhkan globalisasi untuk mengetahui kemajuan warga negara lain karena suatu pemahaman dalam pembekalan era globalisasi ke depan, tapi dalam segi negatif pengaruh globalisasi berdampak dalam kehidupan berbudaya pada masyarakat pribumi karena banyaknya informasi dan komunikasi yang di dapatkan. Lama kelamaan kebudayaan sendiri akan pudar, bahkan terhapus sama sekali. Padahal Indonesia itu sendiri sangat banyak menyimpan kebudayaan yang tak banyak negara lain ketahui, hingga kasus tahun 2006 lalu Malaysia mengakui beberapa kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaannya.

Kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga tradisi seni budaya yang telah mendarah daging dari nenek moyang terdahulu kita hingga zaman yang serba modern ini menjadi sasaran empuk bagi negara-negara lain yang ingin menambah koleksi budaya mereka. Banyak sekali kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang tercinta ini yang telah diambil haknya oleh pihak-pihak dan instansi-instansi yang tidak bertanggung jawab.
Contoh budaya Indonesia yang telah diambil hak patennya adalah tempe, yang diambil oleh negara Jepang. Begitu pula lagu "Rasa Sayange" ,Reog Ponorogo, Batik, dan sebagainya yang diambil oleh negara tetangga kita sendiri yaitu Malaysia.
Selain itu, para generasi muda sekarang lebih senang dengan tarian dan musik dari luar daripada tarian dan musik tradisional dalam negeri, malah terkadang mereka menganggap tarian tradisional itu kuno dan ketinggalan zaman. Padahal Negara lain ingin menguasai dan memiliki tarian dan musik tradisional milik kita. Hal ini menunjukkan bahwa lunturnya eksistensi jati diri kita sebagai generasi penerus bangsa.
Dengan beberapa contoh diatas semoga menjadi sebuah renungan bagi diri kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya kita semua mempertahankan dan bangga dengan budaya sendiri. Tak perlu ragu dan malu untuk mempertahankannya, demi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merdeka……………….

Sumber
Eddy Sadeli, 2005
Krisnaagni, 2002




Nama : Prischa Annisa Surya
No : 29
Kelas : XII IPS 4


Dampak Facebook Terhadap
Kehidupan Sosial Remaja

Latar Belakang
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan transportasi semakin lebih cepat dan mudah.Dengan menggunakan internet, kita dapat mengetahui informasi tentang suatu negara tanpa harus mengunjungi negara tersebut. Sekarang ini banyak masyarakat yang mempunya modem pribadi di rumah untuk memudahkan mereka mencari informasi. Biasanya para remaja selain menggunakan internet untuk mencari materi dan tugas-tugas sekolah, mereka juga menggunakan internet untuk tempat komunikasi dunia maya.
Situs jejaring sosial yang ada di internet bermacam-macam jenisnya,ada friendster,facebook.twitter dll.Tetapi, yang saat ini paling di gandrungi oleh para remaja adalah facebook. Facebook adalah situs jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard. Facebook amat popular dikalangan remaja karena disana mereka bisa mendapatkan teman-teman baru di dunia maya. Mereka terkadang juga meluapkan apa yang mereka rasakan lewat jejaring sosial tersebut,misalnya rasa senang,marah, kecewa dll, berharap mereka menemukan solusi dari teman-teman mereka.

Permasalahan
 Mengapa facebook dapat mengurangi interaksi sosial?
 Apa dampak facebook bagi para remaja?
 Bagaimana cara untuk menanggulangi dampak dari facebook?




Pembahasan
Interaksi di dunia maya baik disadari ataupun tidak sudah menggeser interaksi sosial masyarakat di dunia nyata. Mereka lebih suka mengakses informasi dari situs jejaring sosial dari pada bertemu langsung dengan teman-teman mereka. Jarangnya mereka bertemu, secara tidak langsung telah menghilangkan rasa persatuan dan kesatuan di antara masyarakat. Mereka tidak peduli terhadap lingkungan sekitar mereka karena mereka telah menemukan dunianya sendiri lewat dunia maya. Facebook juga bisa menjadikan seseorang susah bergaul karena mereka jarang tatap muka secara langsung. Orang yang kecanduan facebook biasanya hanya mengurung dirinya di rumah dan menghabiskan waktunya di depan layar komputer. Jadi, mereka tidak tau bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan orang lain di dunia nyata. Mereka yang kecanduan facebook juga kurang peka terhadap bahasa tubuh seseorang. Misalnya,pada saat teman mereka sedih,mereka tidak tau kalau teman itu sedang sedih,karena biasanya mereka hanya menatap layar komputer. Padahal dahulu sebelum adanya internet dan jejaring sosial masyarakat selalu mendapat informasi dari pembicaraan antar tetangga dan tidak jarang mereka meluangkan waktu untuk berkumpul bersama dan membicarakan seseorang sehingga rasa kekeluargaan mereka sangat erat.
Facebook juga mempunyai sisi positif maupun negatif. Semua tergantung orang yang menggunakannya.
Dampak negatif dari penggunaan Facebook:
• Banyak uang yang kita habiskan hanya untuk berkomunikasi lewat jejaring sosial yang sebenarnya kurang bermanfaat.
• Berkurangnya aktifitas berinteraksi di antara masyarakat yang menyebabkan susahnya masyarakat untuk bergaul dan kurangnya rasa kekeluargaan di antara mereka.
• Menghabiskan waktu berjam-jam untuk sesuatu yang kurang bermanfaat.
• Tidak jarang facebook digunakan untuk penipuan.
Misalnya,penculikan remaja lewat facebook. Mereka berkomunikasi dengan lawan jenis dan menceritakan masalah kepada orang lain sehingga membuat kita tertarik kepada lawan jenis kita. Padahal kita belum tau benar sifat orang yang kita ajak komunikasi, sehingga terjadi penculikan itu,karena kita terlalu percaya kepada orang yang tidak kita kenal.
• Membuat para remaja malas belajar.
Mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial siswa akan lupa waktu, sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu saja. Menurut pengamat sosial media dan teknologi informasi Nukman Luthfie, selain harus waspada, orang tua juga harus mempelajari secara mendalam media sosial ini demi masa depan anak-anak. Berdasar penelusurannya, ditemukan fakta bahwa dari 17,6 juta pemilik akun jejaring sosial facebook berasal dari Indonesia, dan 360.000 orang di antaranya berumur 13 tahun.
Dampak positif dari penggunaan facebook;
• Facebook dapat mempererat silaturahmi.
Dengan adanya facebook kita dapat berkomunikasi lagi dengan teman- teman kita yang mungkin sudah lama tidak kita jumpai.
• Sebagai media promosi.
Facebook bisa digunakan sebagai media promosi, entah itu mempromosikan produk, jasa, instansi, atau hal lain. Bahkan, pada saat pemilu legislatif kemarin, sebagian caleg juga menggunakan facebook untuk media kampanyenya.
• Sarana diskusi.
Di facebook kita bisa bergabung dengan berbagai komunitas / grup.
Untuk menanggulangi dampak kecanduan facebook, kurangilah waktu untuk bermain internet. Biasakan berkomunikasi dengan teman-teman di sekitar kita karena selain kita mendapatkan pendapat-pendapat yang positif dari teman kita, kita juga bisa mempererat persaudaraan.


DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Seks di Kalangan Pelajar
Kebutuhan, Selingan ataukah Hiburan?

Seks di kalangan pelajar sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di zaman informatika seperti saat ini apalagi pengaruh negatif dari budaya barat yang tak henti-hentinya merasuki sikap mental para pelajar semakin memperparah kebobrokan sikap
Sudah berapa banyak kasus video mesum yang beredar di kalangan pelajar? Sudah berapa banyak pelajar yang melakukan hubungan seks pra nikah? Perlu diketahui jika Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat pertama sebagai negara pengakses situs porno terbanyak berikut jnformasi dari menkominfo Tifatul Sembiring yang saya kutip dari http://www.antaranews.com “Indonesia sampai saat ini menjadi pengakses terbesar situs porno”. Sebagian besar diakses oleh para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan. Bahkan penelitian yang dilakukan badan survei nasional mencatat bahwa lebih dari 50% pelajar pernah melakukan hubungan seks diluar nikah (dikutip dari http://www.gugling.com )
Memang sungguh miris mengetahui kenyataan yang ada. Generasi yang seharusnya tumbuh dari nilai-nilai luhur bangsa justru mengotori jati diri bangsa itu sendiri. Seakan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa tak lagi dijadikan patokan budi pekerti dalam aspek pergaulan. Sudah banyak sekali produk-produk pornografi yang telah meracuni para generasi muda seperti video, gambar ataupun situs porno.
Pada umumnya pelajar cenderung menjadi konsumen dari produk-produk pornografi tapi tak dipungkiri juga kalau banyak pelajar yang turut andil dalam pembuatan ataupun peredaran produk pornografi tersebut. Memang awalnya hanya ingin memenuhi rasa penasarannya tapi lama kelamaan justru menjadi candu hiburan tersendiri, jadi tak heran jika ada guru yang menemukan banyak koleksi video porno di HP siswa saat ada razia.
Untuk pelajar yang ikut andil dalam produk video porno atau aktivitas seks di luar nikah tidak seharusnya kita menghakimi mereka sebagai pelacur (maaf) karena banyak faktor yang mendorong pelajar tersebut melakukan hal seperti itu. Mereka sebenarnya bisa saja melakukan hal tersebut untuk memenuhi tuntutan ekonomi yang mendesak walaupun kenyataannya banyak yang melakukannya karena pergaulan yang salah.
Saya bahkan sangat terkejut mendapati informasi adamya transaksi seks di salah satu sekolah negeri Wonogiri dari salah seorang teman yang dibenarkan dengan adanya peredaran video mesum salah seoreang siswi di sana. Menurut narasumber, dalam satu kelas lebih dari setengahnya pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Dari semuanya ada yang bermotif ekonomi dan ada juga karena dijadikan pelampiasan masalah emosi yang timbul di dalam keluarga ataupun pergaulan
Biarbagaimanapun tidak semua kesalahan dituduhkan ke pelajar-pelajar tersebut karena kita tahu merekapun sesungguhnya menjadi korban keadaan yang mau tak mau mendorong mereka untuk melakukan perbuatan menyimpang.tersebut
Lalu bagaimana solusi konkretnya? Perlu kita sadari bahwa arus informasi yang membawa dampak negatif tidak akan sepenuhnya kita halangi seperti pemblokiran situs-situs porno ataupun razia produk-produk pornografi karena pada dasarnya perkembangan industri pornografi tidak akan pernah mati dan akan terus berkembang karena sudah menjadi budaya tersendiri bagi masyarakat urban. Tapi setidaknya kita bisa melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan pendidikan moral sejak dini pada anak
Dari urain tersebutsebenarnya seks bagi pelajar itu suatu kebutuhan, selingan ataukah hiburan? Semua penilaian saya kembalikan pada pembaca

Nama : Fauzan Harry Saktyawan
No :11
Kelas :XII IPS 3

A. KATA PENGANTAR
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1) Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3) Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
B. PERMASALAHAN
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi MudaArus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
C. PEMBAHASAN MASALAH
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

NAMA : ZULLAIKA TIPE NUR
NO : 35
KELAS : XII IPS 4

PENGARUH BUDAYA LUAR TERHAHAP EKSISTENSI JATI DIRI BANGSA

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan,misalnya : - hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara - terjadinya erosi nilai-nilai budaya, - menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme - hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong - kehilangan kepercayaan diri - gaya hidup kebarat-baratan. Adanya globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa. Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negative, maka perlu adanya tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Adapun tindakan-tindakan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Menambah porsi pengetahuan tentang kebudayaan bangsa di sekolah-sekolah baik mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi 2. Menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 3. Mengadakan berbagai pertunjukan kubudayaan 4. Membatasi acara-acara yang dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing.
B. PEMBAHASAN
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA BANGSA
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
SARAN – SARAN
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu : 1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa 2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya 3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya 4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.

Enggar Ahmadi Sistian
16/XII IS 4

Latar Belakang Masalah
Mempertahankan eksistensi jati diri bangsa dengan cara memerangi modernisasi dan globalisasi pada jaman sekarang.Indonesia adalah salah satu contoh Negara di dunia yang sedang berkembang, semakin lama Indonesia semakin maju. Contoh yang menunjukan bahwa Indonesia berkembang adalah dengan adanya modernisasi dan globalisasi.

Modernisasi adalah suatu proses menuju ke yang lebih baik tetapi identik juga dengan pembangunan yaitu sama-sama membangun masyarakat yang lebih maju atau modern sesuai dengan situasi zaman. Namun banyak orang Indonesia cenderung mengertikan modernisasi sebagai westernisasi, terutama pada sikap para pelakunya yang cenderung selalu meniru secara mutlak pengaruh barat yang masuk.

Dan globalisasi sendiri adalah suatu proses atau tatanan yang menyebabkan seseorang, sekelompok orang, atau Negara saling berhubungan dengan komunitas atau Negara lain akibat kemajuan teknologi komunikasi diseluruh penjuru dunia.Dalam globalisasi pertukaran informasi mudah terjadi sebagai akibat pertukaran unsure-unsur budaya asing antar Negara mudah terjadi pula. Dalam pertukaran tersebut belum tentu cocok dengan unsure budaya setempat. Ada faktor-faktor yang sifatnya negative. Contohnya pergaulan bebas, pornografi, melemahnya nilai-nilai agama, dan lain sebagainya.

Tentunya modernisasi yang dialami manusia saat ini juga tidak lepas pengaruhnya dari globalisasi. Ke-2 unsur tersebut (modernisasi dan globalisasi) sangatlah berkesinambungan satu sama lain, sehingga dampak dari modernisasi juga merupakan akibat dari globalisasi maupun sebaliknya.
Rumusan Masalah
1. Apa saja dampak modernisasi dan globalisasi terhadap eksistensi jati diri bangsa?.
2. Bagaimana solusi mengatasi dampak modernisasi dan globalisasi untuk mempertahankan esksistensi jati diri bangsa?.
3. Upaya apa saja yang harus kita lakukan untuk mempertahankan eksistensi jati diri bangsa dengan memerangi modernisasi dan globalisasi?.
Pembahasan
Mempertahankan eksistensi jati diri bangsa dengan cara memerangi modernisasi dan globalisasi.Modernisasi dan globalisasi membawa dampak negative yang harus diperangi. Masuknya unsure-unsur kebudayaan asing tentu merupakan ancaman dan tantangan tersediri bagi kebudayaan kita . Umumnya kaum muda yang paling mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing. Mereka mudah melupakan dan menganggap kuno kebudayaan sendiri.

Berikut adalah dampak-dampak modernisasi dan globalisasi terhadap eksistensi jati diri bangsa di Indonesia.
URBANISASI
Modernisasi dan globalisasi melahirkan lagi industialisasi dalam aspek yang lebih maju, hal inilah yang mendorong terjadinya urbanisasi. Urbanisasi sendiri adalah proses terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk merubah hidupnya jadi lebih baik atau lebih modern.
Beberapa penyebab terjadinya urbanisasi :
• Daya tarik ekonomi
o Masyarakat desa berharap di kota nasibnya biasa berubah dengan pekerjaan yang lebih baik.
• Daya tarik sosial
o Orang-orang desa pindah ke kota kebanykan berpindah profesi dari petani menjadi PNS atau pegawai swasta. Hal itulah yang mendorong urbanisasi.
• Daya tarik pendidikan
o Di kota fasilitas pendidikan lebih memadai daripada di desa sehingga masyarakat desa lebih memilih ke kota untuk belajar.
• Daya tarik budaya
o Di kota tempat hiburan lebih banyak daripada di desa dan lebih modern sehingaga masyarakat desa memilih ke kota untuk mencari hiburan.
Dengan adanya urbanisasi, penuduk kota semkin bertambah akibatnya timbulah permasalahan baru di desa maupun di kota antara lain :
1. semakin berkurangnya penduduk desa
2. banyak sawah yang tak terurus
3. hasil panen menurun
4. tingkat kesejahteraan masyarakat menurunn
5. terjadi banyak pengangguran di kota
6. kriminalitas semakin tinggi di kota
 KESENJANGAN SOSIAL EKONOMI
Karena majunya zaman tentunya juga terjadi kesenjangan atau kata lain tidak seimbang atau berbeda. Kesenjangan social ekonomi inilah dampak dari moderisasi.kesenjangan social ekonomi yang tidak sama terjadi pada masyarakat yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Hal ini terjadi karena kurang adanya kesempatan kerja. Semakin besar besar perbedaan akan semakin besar kesenjangan social ekonomi yang terjadi di masyara.


Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan sosial ekonomi :
1. menurunya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relative tinggi tanpa dimbangi peningkatan produktifitas.
2. ketidakmerataan pembangunan antar daerah sebagai akibat kebijakan politrik dan kekurangan SDM.
3. rendahnya mobilitas social
PENCEMARAN LINGKUNGAN ALAM
Dalam pembangunan kita juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan alam. Alam sebagai tempat tinggal kita , flora, dan fauna juga. Maka dari flora dan fauna tidak boleh kita korbankan demi kepentingan kita. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan ekosistem.Modernisasi yang semakin maju membawa dampak negative juga seperti sungai di kota-kota yang bersih kini menjadi kotor karena terkena limbah, asap motor dan pabrik semakin bertambah,pengurasan air tanah tang tidak terkendali dapat menimbulkan banjir ketika musuim hujan.
KRIMINALITAS
Salah satu dampak modernisasi adlah KRIMINALITAS, baik secara kualitas maupun kuantitas. Modernisasi yang dilakukan Negara yang sedang berkembang ini sering kali memunculkan masalah-masalah sebagai berikut :
1. menipisnya rasa kekeluargaan
2. meningkatnya sikap individualis
3. meningkatnya tingkat persaingan
4. meningkatnya pola hidup konsmtff
Masalah-masalah tersebut dapat memicu munculnya kriminalitas, dalam hal ini masyarakat lebih suka memuja kesengan (HEDONISME) dan masyarakat menginginkan semua itu denagn sukses disisi lain juga adsa keterbaasan untuk meraihnya hal ini dapat mendorong orang-orang melakukan kriminalitas seperti penipuan ,pencurian, dan pembunuhan.
LUNTURNYA EKSISTENSI JATI DIRI BANGSA
Globalisasi yang ditandai dengan semakin kaburnya sekat-sekat antar nehara tentu berdampak pada eksistensi jati diri bangsa itu sendiri. Kita ambil saja beberapa contoh yang telah terjadi pada masyarakat kita.
1. Berkembangnya internet menyebabkan arus informasi dapat dinikmai oleh seluruh warga di dunia tanpa dapat dikontrol Negara, ide-ide dan nilai yang tidak jarang malah bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat.
2. Di bidang ekonomi, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke dalam negri membuat perusahaan local gulung tikar dikarenakan kalah bersaing.
3. Di bidang kesenian remaja- remaja sekarang lebih banyak tertaik dengan budaya barat ,dan sekarang kesenian yang asli milik kita sendiri malah ditinggalkan contohnya saja keroncong,wayang.
Modernisasi dan globalisasi yang gencar-gencarnya kita laksanakan ternyata tidak selamanya menjadikan bangsa ini maju tetapi juga dampak negatve bagi bangsa ini.
Berikut solusi mengatasi dampak modernisasi dan globalisasi untuk mempertahankan eksistensi jati diri bangsa :
1. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di tubuh Negara Indonesia.
2. Jangan mudah terpengaruh oleh produk-produk import, tapi pakailah produk dalam negri.
3. Diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari masyarakat Indonesia sendiri dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi.
4. Perlu sikap yang konsisten dari semua elemen masyarakat untuk tetap eksis dalam kondisi seperti sekarang ini.
Untuk mempertahankan eksistensi jati diri bangsa memerlukan beberapa upaya yang harus di lakukan di antaranya:
1. Mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa agar tidak di curi dan di akui oleh Negara lain. Untuk mempertahankan kebudayaan bangsa ini, maka semua kalangan masyarakat harus ikut andil di dalamnya.Dari kalangan individu, kelompok, hingga pemerintah haruslah berupaya memberikan andil dalam mempertahankan kebudayaan bangsa. Jangan sampai simbol-simbol kebudayaan dan kearifan lokal diambil dan diakui oleh negara lain lagi. Bila kita semua dapat melakukannya, maka kita dapat mengembalikan jati diri bangsa seutuhnya. Bila tidak, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kolaps dengan tidak memiliki identitas negara apapun. Maka sekali lagi semua elemen masyarakat haruslah berusaha untuk hal ini.Dengan berjalannya modernisasi dan kemajuan budaya, maka bangsa ini memiliki kemajuan yang tidak dimiliki bangsa lain, karena sesungguhnya kita memiliki banyak sekali kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda di tiap-tiap daerah. Pada akhirnya mengembalikan jati diri bangsa adalah tugas dari setiap orang yang mengaku sebagai bagian dari masyarakt Indonesia.
2. Mencintai produk-produk dalam negeri.Pentingnya mencintai produk dalam negeri adalah agar produk dalam negri dapat disukai oleh kalangan masyarakat sendiri dan tidak terlalu menggantungkan dengan produk-produk luar negeri.
3. Membentuk karakter banga lewat pendidikan.Aspek pendidikan adalah aspek terpenting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan mengukur kualitas pendidikan, maka kita dapat melihat potret bangsa yang sebenarnya, karena aspek pendidikanlah yang menentukan masa depan seseorang, apakah dia dapat memberikan suatu yang membanggakan bagi bangsa dan dapat mengembalikan jati diri bangsa atau sebaliknya. Pendidikan seperti apa yang diberikan agar anak didik memiliki karakter bangsa dan mampu mengembalikan jati diri bangsa dan mampu membentuk elemen-elemen dalam core values. Setidaknya ada empat faktor utama yang harus diperhatikan: faktor kurikulum, dana yang tersedia untuk pendidikan, faktor kelaikan tenaga pendidik, dan faktor lingkungan yang mendukung bagi penyelenggaraan pendidikan. Keempat faktor ini terkait satu sama lain untuk dapat menghasilkan SDM dengan karakter nasional yang mampu bersaing di era global, yang akhirnya dapat mengembalikan jati diri bangsa.

Sumber :
www.google/mempertahankankaneksistensibudayaindonesia.com
www.google/globalisasi/modernisasi.co.id
www.yahoo.artikel.com
buku sosiologi

Nama : Puput Puji Lestari
No.Absend : 30
Kelas : XII IPs 4

Ketergantungan Darah Muda Bangsa Terhadap Teknologi

A. Latar Belakang
- Fakta
Indonesia telah merdeka sekitar 65 tahun yag lalu. Banyak sekali hal yang sudah berkembang di negara tercinta ini. Mulai dari ilmu pengetahuan, model pakaian, makanan, teknologi, sosial budaya, serta masih banyak hal yang notabene sekarang sudah berevolusi. Hal ini menimbulkan berbagai hal di dalam kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari kerja menjadi lebih cepat hingga membuat makanan menjadi lebih mudah. Mengintip sedikit ke IT (Ilmu Teknologi) yang sekarang semakin canggih dan lebih komplit fasilitasnya. Misal saja Handphone (HP) yang lambat tahun semakin menunjukkan ketajamannya di bidang teknologi multi fungsi. Dari awal abad ke-19 kita sudah mengenal teknologi,tetapi baru di awal abad ke-20 handphone semakin populer di kalangan masyarakat luas terutama generasi muda.
Alat komunikasi yang satu ini memang sekarang menjadi primadona masyarakat Indonesia. Padahal, Handpone dulunya hanya sebagai alat sebatas untuk berbincang dan mengirim pesan singkat saja. Tetapi sekarang Handphone menyediakan berbagai fasilitas yang super lengkap. Mulai dari alat pencari informasi di dunia maya atau sering disebut Internet, alat untuk memotret suatu objek, alat untuk mengobrol (chatting), ala untuk mengetahui letak suatu tempat, dan masih banyak lagi. (Jawapos, 30 September 2010)
- Idealnya
Kita sebagai generasi muda Indonesia hendaknya tahu situsai dan kondisi. Kita boleh terus mengikuti arus globalisasi serta modernisasi seiring dengan berkembangnya ilmu Teknologi (IT). Karena dengan teknologi ini pekerjaan ini akan terbantu dan mungkin akan membuat lebih variatif. Karena sebagai bangsa yang cinta terhadap tanah air, tidak boleh tergantung dengan produk luar yang semakin banyak kita jumpai. Mungkin tidak semua teknologi yang berkembang di negara ini bisa kita terima begitu saja. Kita harus memilah dan memilih dengan sebaik-baiknya agar kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif berkaitan dengan teknologi.
Selain itu, kita harus lebih berhati-hati dalam dalam menyikapi hal tersebut. Tidak hanya sikap selektif harus kita kedepankan. Tetapi adanya sikap yang peka terhadap suatu hal yang baru. Teknologi yang ada hendaknya kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak menjadi mayoritas setiap ada hal yang harus diselaikan ditangani dengan teknologi hasil karya bangsa barat. Karena bagaimanapun caranya kita tidak boleh meninggalkan hasil karya negeri sendiri yang bisa dibilang tidak secanggih produk yang telah mendunia seperti halnya teknologi yang telah dipaparkan di atas.


B. Permasalahan
Dewasa ini teknologi sudah mengusai kehidupan kita sehari-hari. Dan akibat yang ditimbulkan juga bisa dikatakan beraneka ragam. Ketika teknologi yang berbasis ITC sudah tidak asing di kalangan generasi muda, maka dampak yang timbul juga dianggap sudah wajar di kalangan mereka. Meskipun, teknologi juga membantu kita dalam segala hal. Misalnya saja pekerjaan yang harus diselesaikan melalui teknologi, Internet katakanlah. Jika kita ingin mencari informasi melalui media massa mungkin akan ditemukan tetapi mungkin juga akan membutuhkan waktu yang lama. Lain halnya jika kita mencari informasi itu di dunia maya (Internet), maka waktu yang digunakan lebih efisien dan cepat.
Itulah sedikit keuntungan bila kita menggunakan teknologi dengan cara yang benar. Tetapi lain halnya jika teknologi kita salah gunakan untuk hal-hal yang negatif. Lihat saja remaja yang ada di daerah…… dia melakukan tindakan asusila terhadap anak di bawah umur. Karena remaja ini kedapatan mengoleksi video porno yang telah di download melalui internet. Tak hanya itu kebanyakan dari remaja sekarang mengakses internet yang berada di Warnet (warung internet). Dalam hal ini mereka mengakses di luar pengetahuan orang tua maupun guru di sekolah. Jadi bisa menjadi catatan, generasi muda mengenal teknologi dari dunia luar, missal teman bermain ataupun orang lain yang dikenalinya. Oleh sebab itu, bagaimana cara kita sebagai generasi muda Indonesia memanfaatkan teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya.
C. Analisis
Permasalahan yang kita hadapi sekarang adalah bagaimana solusi dari semua masalah yang dihadapi oleh generasi muda Indonesia agar kita tetap bisa menjaga jati diri bangsa. Apakah mungkin pemerintah kurang tegas dalam merespon hal ini? Ataukah mungkin generasi muda kita yang mudah terpengaruh oleh budaya luar? Jika kita berfikir dengan akal sehat pastilah bisa menanggapi hal ini dengan fikiran yang dingin. Oleh sebab itu langakah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mensiasati hal-hal yang tertera di atas adalah sebagai berikut :
1. Perlunya pengawasan dari orang tua untuk tetap mengawasi anak-anaknya agar tidak menyalahgunakan teknologi yang sudah ada.
2. Peran guru di dalam sekolah juga sangat dibutuhkan, jika anak terbukti melakukan kesalahan, perlu adanya sanksi agar anak sadar akan perbuatannya.
3. Di dalam masyarakat, sikap warga atau lingkungan sekitar hendaklah bisa menjadi panutan agar generasi muda bisa terarah perilakunya.
4. Sikap pemerintah hendaknya juga harus tegas terhadap oknum yang menyalahgunakan teknologi, sanksi yang tegas juga harus diberikan kepada pihak yang menyebarkan hal-hal negatif di dalam dunia maya (Internet).

By. Hamam XII IS 3

2 comments for "Beberapa Opini Anda"

  1. Setiap opini kan sudah ada pengirimnya. Silahkan berikan masukan,saran dan komentar . Tulis kepada siapa komentar Anda ditujukan sesuai dengan tulisan berdasarkan penulisnya....Opini ini bagus lo..minimal untuk mengurangi kenakalan remaja, menanggulangi pergaulan bebas n merokok di sekolah...

    ReplyDelete
  2. Setiap opini kan sudah ada pengirimnya. Silahkan berikan masukan,saran dan komentar . Tulis kepada siapa komentar Anda ditujukan sesuai dengan tulisan berdasarkan penulisnya....Opini ini bagus lo..minimal untuk mengurangi kenakalan remaja, menanggulangi pergaulan bebas n merokok di sekolah...

    ReplyDelete