Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ANJANGSANA BERSAMA DEWAN AMBALAN


Hari ini, Sabtu, 13 Juni 2015 saya mendampingi kegiatan penelitian bagi siswa yang diisi oleh seorang Calon Doktor, Dosen dari UTY, Bapak Joko Sutopo. Satu hal dari sekian banyak materi beliau adalah kemampuan menulis seseorang itu diperlukan dalam menyusun sebuah karya tulis dan hal itu bisa dimulai dari belajar menulis di blog pribadi. Saya jadi teringat blog saya yang bertahun-tahun fakum tanpa tulisan yang baru. Alhamdulillah ... ikut mendengarkan materi beliau yang pada hakekatnya ditujukan untuk siswa justru membangkitkan keinginan saya untuk latihan menulis kembali.
Mendampingi kegiatan peserta didik dapat bermakna 2 hal, itu menjadi beban karena memang tugas tambahan, tetapi juga dapat menambah pengalaman, wawasan dan persaudaraan, terlebih pada kegiatan lapangan semacam kepramukaan. Salah satu program kegiatan dalam Ambalan di SMA N 1 Sukoharjo adalah anjangsana. Dalam kegiatan ini biasanya Dewan Ambalan pada masa bakti yang bersangkutan berkisar 10-14 orang melakukan kunjungan silaturahim kepada Bapak/Ibu Guru, Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah secara bergantian pada setiap tahunnya.
Banyak hal yang menarik dalam kegiatan ini. Pertama, guru yang bersangkutan tidak mengetahui sebelumnya kalau akan dikunjungi. Bukan bermaksud untuk memberi kejutan, tapi adik-adik tidak ingin merepotkan. Biasanya adik-adik akan meminta bantuan saya untuk mengkonfirmasi bahwa Bapak Ibu Guru tersebut dapat dikunjungi. Pada hari yang bersangkutan atau sebelumnya saya hanya menanyakan apa beliau berada di rumah saat waktu jam kunjung. Dan ketika beliau penasaran ada apa, ya saya hanya menjawab “ya ingin dolan saja”. Manfaat kedua, menjalin silaturahim. Pada awalnya kunjungan bapak ibu guru akan terkejut, heran atau mungkin bertanya-tanya karena biasanya peserta didik yang ke rumah guru pasti ada keperluan dengan akademik. Tapi ini hanya ingin lebih akrab dengan bapak ibu gurunya, dan satu lagi tidak ingin merepotkan. Beberapa kali kunjungan sengaja pada saat ramadhan. Alhamdulillah adik-adik malah berkesempatan memberikan kenang-kenangan kepada beliau.
Satu hal lagi yang mengesankan bagi adik-adik juga para bapak ibu guru yang dikunjungi. Saya meminta salah satu dari adik untuk “matur” dalam bahasa Jawa ketika berkunjung dan itu bergantian tiap orang pada rumah. Berkaitan dengan hal tersebut, biasanya adik-adik akan mengundi giliran sebelum berangkat dan latihan berbahasa Jawa untuk bisa matur. Terima kasih Kak Sumadi, karena beliau biasanya memberikan traning kilat pada adik-adik untuk bisa matur. Demikian pula saat kunjungan bapak ibu guru akan merasa terharu sekaligus bangga, adik-adik “matur” dengan bahasa Jawa Krama yang runtut, kadang terbata-bata, lupa apa urutan dan istilahnya. Ketika kunjungan saya benar-benar hanya sebagai pendamping, dari kulonuwun, matur dan pamit semua dilakukan adik-adik dalam Bahasa Jawa Krama.
Perjalan ke berkunjung ke rumah Bapak Ibu Guru juga membawa kesan tersendiri, dari tersesat, terpisah dengan rombongan, bertanya-tanya dengan penduduk juga dialami oleh adik-adik. Maklum, kita hanya bermotor ria dan berbonceng-boncengan. Mungkin ini juga yang membuat saya tampak seperti siswa, kecil dan diboncengin sehingga saat berkunjung ke Kepala Sekolah, ibu kepala sekolah menyangka saya siswa (saat itu tidak bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah) mungkin kakak tingkatnya .... Wah, awet muda ternyata. Setelah mengobrol baru saya bercerita, saya Bu Luwes, pembina pramuka.
Ada satu kisah yang mengharukan, saat kita berkunjung ke salah satu guru, saat pamit kita biasa berfoto bersama, beberapa bulan berikutnya guru tersebut meninggal. Saat itu salah satu adik Dewan Ambalan meng upload foto saat kunjungan, betapa rasanya campur aduk di dada, karena biasanya materi kunjungan adalah silaturahim ingin akrab dengan bapak ibu guru, adik-adik juga mohon maaf jika selama dalam kepengurusan mereka melakukan kesalahan, dan mohon doa restu karena mereka mau naik kelas XII dan menghadapi ujian.
Anjangsana, program ini sudah berjalan 6 tahun, dari awalnya yang diikuti oleh Kakak-kakak pembina yang lain, lama-lama menyusut hanya dengan Kak Sumadi atau bahkan saya sendiri. Walau demikian, saya akan menemani adik-adik saya dalam berproses, saya suka melihat mereka mau belajar, terlebih belajar tentang “unggah-ungguh mertamu” dan bagi saya yang paling berharga, satu persatu saya jadi mengetahui rumah teman-teman sesama guru. Biasanya kita hanya berkunjung kalau ada acara tilikan, layat, syukuran tapi untuk silaturahim jarang sekali, bahkan mungkin bertanya, di kantor saja bertemu kenapa harus bersilaturahim ke rumah. Saya tidak tahu kedepan akan terjadi apa, jadi dengan saya tahu rumah beliau, saudara jadi banyak, dimana-mana ada tempat saudara. Saya juga tambah akrab dengan beliau, beliau juga bertambah mengerti tentang kegiatan kepramukaan, apa yang dilakukan adik-adi. Minimal mempunyai pandangan yang baik tentang kepramukaan sehingga adik-adik mendapat dukungan saat kegiatan. Semoga program ini tidak akan mati, terus berlanjut dan bagi adik-adik Dewan Ambalan, pasti seru kalau mengalami sendiri.

Post a Comment for "ANJANGSANA BERSAMA DEWAN AMBALAN "